Ada perbedaan antara hak dan kewajiban. Hak seseorang dibatasi oleh hak orang lain. Seberapa besar garis yang ditarik seharusnya berimbang.
Satu hal yang diingat, dunia seperti dadu yang berputar dan kita semua masing-masing sedang memasang taruhan pada nomor-nomor yang akan keluar. Semuanya menantikan dadu berhenti dan memunculkan nomor kemenangan. Setiap orang mengeluarkan ilmu eksaktanya dengan mengatakan bahwa pasti positif nomor yang dia taruhkan akan keluar.
Ada yang memasang rantai Markov, adanya berusaha menggunakan sebaran Poison, bahkan menggunakan perhitungan Bayesian. Beberapa orang spesial berusaha mengemulasikan bentuk dadu dan menghitung friksi yang terjadi dan memodelkan matematika sehingga menggunakan pendekatan untuk menghitung kapan dadu akan berhenti berputar. Ada juga yang berusaha menjadi oportunis dengan bertaruh pada nomor tertentu tanpa perhitungan apa pun. Yang pasti, semua harus memasang pada suatu angka.
Di tengah-tengah perjudian ini, kemudian ada segelintir orang yang berusaha menambah taruhan dengan mengajak orang lain. Maksudnya adalah baik, dia tidak ingin orang lain menderita kekalahan dan dia tak mau menikmati kekayaan seorang diri. Apalagi, bandar yang sedang memutar dadu adalah seorang bandar yang kejam tak berperikemanusiaan. Ia hanya bekerja memutar dadu dan menarik taruhan yang kalah tanpa mempertimbangkan bahwa petaruh-petaruh itu telah menaruh seluruh harapannya pada angka yang mereka masing-masing pilih.
Apakah niat baik seseorang yang sedang menganjurkan angkanya kepada orang lain salah? Tentu saja tidak. Tetapi, apakah berhak seseorang memaksakan angka yang dia pilih kepada orang lain? Tentu saja tidak. Adakah kenikmatan berjudi jika pilihan yang dipilihkan tidak merupakan pilihan dari hati seseorang terlepas dari perhitungan-perhitungan yang dia ambil?
Lagipula, tidak seorang pun mengetahui angka apa yang akan keluar sebenarnya. Biarlah mereka memilih angka yang mereka percayai. Kalau memang percaya angka yang Anda yakini bakal keluar, silahkan yakinkan dengan argumen yang tepat.
Satu hal yang diingat, dunia seperti dadu yang berputar dan kita semua masing-masing sedang memasang taruhan pada nomor-nomor yang akan keluar. Semuanya menantikan dadu berhenti dan memunculkan nomor kemenangan. Setiap orang mengeluarkan ilmu eksaktanya dengan mengatakan bahwa pasti positif nomor yang dia taruhkan akan keluar.
Ada yang memasang rantai Markov, adanya berusaha menggunakan sebaran Poison, bahkan menggunakan perhitungan Bayesian. Beberapa orang spesial berusaha mengemulasikan bentuk dadu dan menghitung friksi yang terjadi dan memodelkan matematika sehingga menggunakan pendekatan untuk menghitung kapan dadu akan berhenti berputar. Ada juga yang berusaha menjadi oportunis dengan bertaruh pada nomor tertentu tanpa perhitungan apa pun. Yang pasti, semua harus memasang pada suatu angka.
Di tengah-tengah perjudian ini, kemudian ada segelintir orang yang berusaha menambah taruhan dengan mengajak orang lain. Maksudnya adalah baik, dia tidak ingin orang lain menderita kekalahan dan dia tak mau menikmati kekayaan seorang diri. Apalagi, bandar yang sedang memutar dadu adalah seorang bandar yang kejam tak berperikemanusiaan. Ia hanya bekerja memutar dadu dan menarik taruhan yang kalah tanpa mempertimbangkan bahwa petaruh-petaruh itu telah menaruh seluruh harapannya pada angka yang mereka masing-masing pilih.
Apakah niat baik seseorang yang sedang menganjurkan angkanya kepada orang lain salah? Tentu saja tidak. Tetapi, apakah berhak seseorang memaksakan angka yang dia pilih kepada orang lain? Tentu saja tidak. Adakah kenikmatan berjudi jika pilihan yang dipilihkan tidak merupakan pilihan dari hati seseorang terlepas dari perhitungan-perhitungan yang dia ambil?
Lagipula, tidak seorang pun mengetahui angka apa yang akan keluar sebenarnya. Biarlah mereka memilih angka yang mereka percayai. Kalau memang percaya angka yang Anda yakini bakal keluar, silahkan yakinkan dengan argumen yang tepat.
setoedjoe!!!
ReplyDelete~gwPilihNomor13.. =D