Skip to main content

Good Songs (ala JP)

Karena didaulat oleh Dokter harus istirahat, gw harus mendekam di rumah selama seminggu ini tanpa menyentuh komputer (kecuali beberapa jam di warnet.. cmon, yg bener aja anak CS gag pegang kompi sehari rasanya....). Untuk membunuh rasa sedih, gw terpaksa mejeng di depan TV nonton acara sehari-hari. Gw terhibur banget sama keberadaan O Channel yang menghadirkan Much TV, JakTV dengan VH1, CTV Banten dengan acara lagu Indonesia, TPI dan TVRI yang sering menghadirkan Dangdut, dan Programma 2 yang menghadirkan Nasyid2 (gw anti Glebel TV yang bikin duo gila ilang kerjaan).

Gw nonton Nasyid dan gw terpukau sama yang namanya grup Debu. Gile, fill mereka keren abiz! Trus ada lagi grup Nasyid cewek gitu, harmonisasinya gila abis. Ah, kenapa justru band-band bernafaskan agama memiliki seni musik yang bagus?

Duh, kalo dibandingin sama grup band sekuler Indonesia sekarang, jauuuh banget. Band Indonesia itu bikin lagu pasti formatnya sama:

Intro -> Bait -> Reff -> Bait -> Reff -> Gitar Solo -> Reff diulang ampe bosen... ato variasinya yang sedikit.

Abis itu, yang ngeselin banget, kadang itu gitar listrik terlalu dominan dan paling parah: gag tune! Sakit tahu dengernya.... Emang, kadang yang mixing jago, rada gag kentara klo gitarnya gag tune tapi kedengeran, Bo!

Coba deh denger musik luar, bedain deh sama musik sini. EVERY TONE HAS A RHYME! Gag sembarangan distorsi dimasukin ke lagu. Bahkan, every tone matters!

Coba band sini belajar Orkestra. Bahkan Triangle yang dibunyiin dalam fase yang lama (kadang semenit cuma bunyi sekali) itu ada artinya. Selain itu, band sini coba belajar maen gitar pake Open Chord Concept dan belajar toning dengan beberapa melody!

Lagu itu dari dulu pasti kombinasinya (C=Do, Am=La):
Buat lagu Mayor:
C-Em-Am-F/Dm-G
Minor:
Am-F/Dm-G-C-E7
Paling banter kalo maen di Mayor terdistorsi ke:
G#-Bb-Gm7-Cm7-Fm7

Maenan kunci paling di sekitar-kitar itu doang. Lha, trus yang bikin lagu itu bagus apa dong?

Tone! Tone! Tone!

Yoi,

Tone yang pertama adalah berbicara warna musiknya. Saat ini lagi tren ke arah alternatif, cari sound baru! Biasanya, orang sono cari pakem baru dari world music! Btw, world music itu alirannya Sting, biasanya memadukan alat2 tradisional non standar. Kalo orang Eropa, mereka eksperimen dengan suara-suara dari synthizer. Kalo instrumen trad yang biasa dipake sih Sitar ato Banjo biasanya.

Tone yang kedua adalah berhubung dengan pattern. Yup! Musik yang melegenda memiliki pattern sendiri. Coba denger Sweet Child O' Mine sampe Speed of Sound. Mereka punya pattern tersendiri gag cuma ngejreng asal nyampe abis.

Tone yang ketiga, OK ini bukan tone tapi agak nyambung dikit (Maksa). Jenis Musik! Gw masih liat Dangdut dipaksa dicampur sama Rock, bahkan House Music.

Menyebalkan.. Menyebalkan.. Menyebalkan..

Down Beat sampe dunia akherat juga gag bakal nyambung sama Up Beat! Jangan maksa, dong! Itu makanya dangdut sampe sekarang gag bisa diterima di telinga oleh sebagian orang. Why? Saat kita mix antara Up Beat dan Down Beat, terjadi pemaksaaan yang luar biasa. Orang-orang yang ud biasa Up Beat jadi kaco gelombang otaknya denger pattern yang gag jelas/diluar pakem yang ada.

Tentu aja, Dangdut dan Rock/House bisa saja disatukan. Tapi, harus pinter2 nyisipin jeda dan ada pengorbanan fill. Coba denger lagu Ricky Martin yang duh lupa... Lagu Rhoma Irama adalah contoh dangdut yang baik (Gw suka "Syahdu").

Masih soal jenis musik, emang sih, band di Indonesia ud biasa maenin 4/4 ato 6/8. Tapi, pop banget, sih... Coba padukan ato cari yang laen, dong.

Btw, balik lagi soal aliran musik. Emang, yah, kalo dipikir-pikir di Indonesia ini rada aneh. Kebanyakan orang-orang bertalenta lebih memilih terjun ke musik Rohani. Coba aja liat:

Nikita, penyanyi cilik idolanya Sherina, milih ke album Rohani.
Eka Deli, penyanyi yang ud jalan2 ke festival luar negeri, balik ke sini bikin lagu Rohani.
Glenn setengah-setengah.
Debu memilih Nasyid. Kolaborasi dengan artis nasional, lagunya gag jauh2 bernafaskan Islami juga. (ato emang ud di situ jalur musiknya, yah?)

De el el.

Sisa

Comments

  1. Anonymous12:53 PM

    Gw kurang setuju dengan pendapat lo Jep,,masalah lagu itu secara umum datang dari hati pembuatnya,,jadi lagu yang biasa dibuat oleh seseorang itu pasti dianggap seperti anak sendiri oleh penciptanya,dan dalam membuat seorang anak ini tiap orang mempunyai cara yang berbeda2..Klo masalah up beat dicampur down beat gw rasa ga ada masalah,,bisa aja hal ini dilakukan oleh,misalnya seorang DJ untuk memainkan emosi penonton yang mendengarkan..
    Klo untuk masalah struktur lagu artis Indonesia yang kadang membosankan,ya itu tidak lain karena tuntutan pasar,,dimana para musisi cenderung ikut2an memenuhi tuntutan itu agar mereka bisa menjual albumnya dan hits dipasaran sehingga memperoleh royalti yang banyak..
    Yah,,klo kata Seurieus khan rocker juga manusia,,butuh duit juga lah!!!Hehehehe...
    Iya ga tuch??=)

    ReplyDelete
  2. Anonymous2:24 PM

    Wah! coba aja dengarin lagu2 Debu yang Dangdut! Iya benar...udah ada. Keren banget!

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

STAN vs. UI

Ugh, kasihan banget adek gue. Saking kepinteran dia jadi dapet Akuntansi UI dan STAN. Jadi bingung mau masuk yang mana. Beberapa orang (termasuk orang tua gue), menyarankan masuk STAN. Gue malah memperburuk suasana dengan membela memasuki Akuntansi UI, maklum bela almamater. Duh, gue jadi merasa bersalah bikin dia ragu-ragu. Kira-kira enakan masuk mana, yah? Gue juga gak tahu keuntungan masing-masing. Hasil debat sementara: ~ Untuk jangka panjang masuk UI, untuk jangka pendek STAN. ~~Tapi, dia itu kan cewek, ntar pas menikah kemungkinan besar karir terhambat. Eits, ntar, dulu, sekarang kan jamannya emansipasi, bisa aja cowoknya yang jadi BRT. ~ STAN sarang korupsi, kalo masuk STAN jadi pegawai negeri. Kalo mau kaya harus korupsi. Tapi kalo masuk UI, lulus masuk jadi akuntan publik. Sekarang ini, orang membayar akuntan publik untuk memanipulasi nilai pajak dan aset. *SIGH*. Jadi gak ada yang beres ~ dll. Yah, udah gue jadi bingung, apa lagi dia nanya saran gue. Buah, gue gak pengalaman ...

I Hate Marvel Civil War Storyline In Comic

See this snippets from The Amazing Spiderman: [1] http://scans-daily.dreamwidth.org/4625006.html The snippets on [1] made it clear: Stan Lee made Spidey have a strong believe in Privacy. The comic strips show how Spidey even have to face charges because of his anonymity. The accuser even made many accusation to other entities for political attacks. A fan-art/art I've found in the 90's illustrated Spiderman standing in front of Peter Parker tomb. I don't know if that was originally from comic book or fan-made, 90's are a long time ago. That art mesmerized me and introduced me to the importance of privacy. In late nineties, I was joined to a program hold by an NGO. So, at that time I know how crucial a privacy was (and still is) to humanity. I'm not exaggerating! Humanity would fall to big financial organizations if people could not voice their fears in anonymity. Whistleblowers around the world would not dare to come up. We would not see any suppression ge...