Skip to main content

A Family: Ungrateful?

Seorang ibu tengah merengkuh pria asing di ranjangnya
Sedu sedan hatinya tertutupi oleh lenguhannya
Telah lama ia melacurkan diri ke rumah merah itu
Ia hanya berpikir untuk anak-anaknya yang telah lama tak sua

Ah, andai ia tahu...

Anak pertamanya telah lama menjadi belulang di Karawang Bekasi
Ia, demi adik-adiknya, telah rela berdiang di batu tanpa nama itu
Tak terasa lagi sekujur tubuhnya yang telah lekang oleh waktu
Yang terngiang olehnya hanyalah pesan sang ibu untuk jaga adik-adiknya

Oh.. anak kedua...

Engkau menghilang di dalam realita dunia
ditengah nur zaman ini kau berusaha berdiri dengan satu kaki
tertempa rajam, engkau terus mencoba dan mati
setengah hati telah kau rintangi dengan masam

Kalian memikirkan si anak bungsu

Ah.. bagaimana si anak bungsu

Telah lama ia menyusu pada si ibu
Tak pernah ia lihat kakak-kakaknya
Tertutup embun madu kenikmatan zaman ini rupanya
Tak pernah ia membayangkan jalan berduri

Ah.. anak bungsu
Tak tahukah kau ibumu di pelacuran sana?
Tak tahukah kau abangmu di antara bebatuan tak terurus itu?
Tak tahukah kau kakakmu di pelimbahan sana?

Ah.. anak bungsu
Cuma mencari sosok bapak yang tak pernah kau temui
Kau rela meninggalkan duri di halaman muka
Tak tahukah engkau ibumu menginjaknya saat kembali?

Tak sungkan mati
Tak menderita hidup
Tak peduli.

Ah.. anak bungsu
Andai abangmu masih ada,
Tak selarik kata ia sudah mengambil matahari
Andai kakakmu masih mampu,
Tak selaksa bintang ia sudah menaruh rembulan
Agar utuh perahu ini.

Ah.. anak bungsu
Tak maukah engkau menebus ibumu dari pelacuran?
Atau tak tahukah engkau akan keluargamu?
Tahukah engkau siapa keluargamu?

Ah.. anak bungsu
Siapakah sebenarnya engkau?

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

STAN vs. UI

Ugh, kasihan banget adek gue. Saking kepinteran dia jadi dapet Akuntansi UI dan STAN. Jadi bingung mau masuk yang mana. Beberapa orang (termasuk orang tua gue), menyarankan masuk STAN. Gue malah memperburuk suasana dengan membela memasuki Akuntansi UI, maklum bela almamater. Duh, gue jadi merasa bersalah bikin dia ragu-ragu. Kira-kira enakan masuk mana, yah? Gue juga gak tahu keuntungan masing-masing. Hasil debat sementara: ~ Untuk jangka panjang masuk UI, untuk jangka pendek STAN. ~~Tapi, dia itu kan cewek, ntar pas menikah kemungkinan besar karir terhambat. Eits, ntar, dulu, sekarang kan jamannya emansipasi, bisa aja cowoknya yang jadi BRT. ~ STAN sarang korupsi, kalo masuk STAN jadi pegawai negeri. Kalo mau kaya harus korupsi. Tapi kalo masuk UI, lulus masuk jadi akuntan publik. Sekarang ini, orang membayar akuntan publik untuk memanipulasi nilai pajak dan aset. *SIGH*. Jadi gak ada yang beres ~ dll. Yah, udah gue jadi bingung, apa lagi dia nanya saran gue. Buah, gue gak pengalaman ...

I Hate Marvel Civil War Storyline In Comic

See this snippets from The Amazing Spiderman: [1] http://scans-daily.dreamwidth.org/4625006.html The snippets on [1] made it clear: Stan Lee made Spidey have a strong believe in Privacy. The comic strips show how Spidey even have to face charges because of his anonymity. The accuser even made many accusation to other entities for political attacks. A fan-art/art I've found in the 90's illustrated Spiderman standing in front of Peter Parker tomb. I don't know if that was originally from comic book or fan-made, 90's are a long time ago. That art mesmerized me and introduced me to the importance of privacy. In late nineties, I was joined to a program hold by an NGO. So, at that time I know how crucial a privacy was (and still is) to humanity. I'm not exaggerating! Humanity would fall to big financial organizations if people could not voice their fears in anonymity. Whistleblowers around the world would not dare to come up. We would not see any suppression ge...