@my: Context terjadi bisa dicari apabila terjadi pengulangan yang sama. Nah, karena tidak ada yang menyebut nama Indonesia dengan benar, maka sistem mempelajarinya bukan Indonesia. Sedangkan mereka yang sudah ada dulu (founding fathers/mothers) menyebut tanah air dengan sebutan Nusantara atau Indonesia. Maka, pengeja yang dipakai oleh malaikat tidak mampu mendeteksi huruf audibel dari gramatika pengucapan doa mereka. Selain itu, sistem pengejaan mana pun berdasarkan konteks harus melalui tahap pengenalan dan pembelajaran ("context learning"). Tentu saja, dalam pembuatan sistem ini dan struktur bahasa, sistem ini mengundang para pendiri negara untuk menetapkan bahasa yang dipakai, yakni berdasarkan EYD. Jadinya, sistem ini canggih dan adil karena sesuai dengan tujuan dan landasan negeri ini. Sistem ini menggunakan sampel mereka yang masuk surga. Catatan sedikit, kebanyakan mereka yang masuk surga adalah generasi di tahun-tahun awal perjuangan. KKN yang merajalela di beberapa ...
A place where I don't know what I said.