Skip to main content

Peta Politik 2009

Hmm... bingung mau milih apa, tapi coba analisis sebentarlah.

[PDI-P]

Nilai plus dari PDI-P adalah dia menjunjung pluralisme, salah satu partai yang walk out saat pengambilan keputusan UU Pornografi. Mengapa itu penting?

Kesenjangan pembangunan antara pulau Jawa dan luar pulau Jawa itu sangat tinggi. Beberapa ketidakpuasan di daerah bukannya dikomunikasikan malah dihiraukan dengan arogansi. Bangsa ini butuh konsolidasi, rekonsiliasi, dan restrukturisasi di daerah. Seperti sebuah postingan, [lupa-red.:P] orang takkan merantau ke pulau Jawa apabila di daerahnya maju.

Contoh nyata kesenjangan adalah pemadaman bergilir oleh PLN. Mengapa PLN bisa lolos dengan perlakuan semena-mena seperti demikian? Karena PLN memonopoli listrik! Karena tidak ada entitas bisnis yang kuat dan berpengaruh untuk mengajukan class action/tuntutan. Jadi, "sah-sah" saja jika daerah di Pulau Jawa dianggap tidak cukup potensial. Yah, ini hal yang lain di luar pembahasan. (tetap saja, sih, politik)

Nilai minusnya adalah partai ini pemimpinnya wanita. Bukannya saya kolot, tapi fakta membuktikan Mega terjungkal jadi presiden karena hal tersebut. Masih banyak orang bego di negara ini  yang masih punya semangat gender. Alangkah sedihnya kalau nanti ternyata itu juga yang menjadi jangkauan orang.

Teori "diam itu emas"-nya Mega juga cukup menguatirkan. Dia ketika berkuasa tidak menunjukkan kapabilitas sebagai seorang pemimpin. Saya, sih, menduga dia tak lebih sebuah pion yang digerakkan oleh Taufik Kiemas, suaminya.

Tetapi, ketika Mega menjabat, dia memiliki bawahan yang kapabilitasnya luar biasa. Lagipula, bukankah tokoh-tokoh idealis pergi ke PDI-P ketika partai ini menjadi korban dulu?

[Partai Demokrat]

Terus terang kinerja SBY-JK menurut saya sangat luar biasa. Di bawah mereka terjadi revitalisasi SDM di pemerintahan. Salah satu yang paling luar biasa adalah dukungan kuat terhadap KPK, garda terakhir kepercayaan kepada penegakan keadilan di Indonesia.

SBY juga terbukti sangat komunikatif terhadap masyarakat. Ini sangat efektif! Terbukti, ketika para lubang p*nt*t memberikan gambaran-gambaran semu yang menjebak (BBM turun, dsb), beliau tetap memberikan akses politik terhadap hal positif tentang dirinya (besan tetap diproses, dsb).

Terus terang, kalau ditanya apakah ada kemungkinan hendak memilih SBY, saya pasti bilang mungkin. Beliau berhasil menjadi sosok favorit saya sebagai presiden.

Tapi, saya tidak suka kepada bawahannya, terutama R*y S*. Ada hal-hal yang kurang kompeten. Dibandingkan Mega, beberapa bawahan presiden kali ini kurang baik. Salah satu contoh yang seharusnya dipecat adalah Departemen Pariwisata (masih ada, tidak, yah?) dan beberapa yang terkait dengan pariwisata.

Masakkan iklan Visit Indonesia 2008 ditayangkan November 2008, otaknya ke mana?

Tapi, sikap SBY yang membudayakan batik sungguh luar biasa, walau pun saudara-saudara kita Tiong Hoa sudah biasa melakukannya (lebih Indonesia dari yang lain?).

[Gerindra]

Duh, ud males nulis.

Intinya: gw gak bakal milih Prabowo dan partai Gerindranya.

Sebagai partai baru, Gerindra membawa angin segar dengan iklannya yang membawa HKTI, nelayan, dsb. Tapi, iklan itu juga yang membuat gw juga jadi gak betah sama dia.

Coba perhatikan iklannya, semua modelnya adalah orang Jawa. Paling, diiklan terakhir ada beberapa klip Bali, lalu disambangi dengan ibu2 berjilbab. Gak gw panjangin biar orang gak panas (kalo kata buku: left out as an excercise), tapi ini hasil infer gw:

Prabowo hanya akan memajukan petani dan nelayan pulau Jawa. Gerindra tidak menjawab isu pluralisme, hal ini menjadikan partai ini tidak mengerti isu-isu bangsa dan pastinya tidak punya visi untuk Indonesia.

Partai ini dangkal.

[PDS]

Ah ke laut aja.

[PKB]

Gusdur sebenarnya tokoh favorit gw dan kalau dulu dia tidak dijungkalkan sebagai peserta pemilu, gw pasti nyoblos dia. Kenapa?

Btw, buat orang-orang yang salah paham, coba gw jelasin duduk persoalannya.

Pada waktu Gusdur memerintah dulu, beliau memberikan 1 program untuk bangsa:

REKONSILIASI

Ya, sebuah tema besar yang beliau hendak usung waktu itu. Berikut penelusurannya:

  1. Kepercayaan dunia kepada Indonesia. Ingat Mei '98? Indonesia tidak dipercaya lagi oleh dunia dan terpuruk dalam indeks investasi potensial [Doh, lupa namanya]. Gusdur meningkatkan kepercayaan dunia dengan melakukan perjalanan ke luar negeri.
  2. Keterjauhan daerah terhadap pemerintah. Salah satu programnya adalah pemekaran provinsi Papua. Ya, ada plus dan minusnya.
  3. Rekonsiliasi bangsa. Programnya dari pengangkatan guru agama (honorer->PNS) sampai yang kontroversial, pencabutan TAP MPRS tentang PKI.

Tentu saja program-program di atas mengalami banyak penentangan. Apalagi dengan turunnya Golkar, partai-partai saat itu (sayangnya sampai hari ini juga) tidak ingin pemerintahan yang berkuasa terlalu populer.

Hal yang menjadi bumerang bagi Gusdur adalah dengan pemecatan kabinet multi-partainya dan membentuk kabinet sendiri. Maksud memang baik, ingin ada kinerja yang lebih optimal, namun hal tersebut membentuk keberangan tersendiri.

Akhirnya, Gusdur dikudeta oleh parlemen.

Yah, itu mah dulu. Sekarang Gusdur sudah tua. Lagipula, konflik internal PKB bikin pusing saja.

[KESIMPULAN]]

Golput? :D

Comments

  1. Anonymous6:02 PM

    ga ngerti

    gw kangen lu ngomong jorok jep =))

    ReplyDelete
  2. Wakaka... Kayaknya lebih bagusan si Nar kalo ngomong politik dan sejarah. :D
    Abis gw jadi tertarik sama Indonesia dan sejarahnya gara2 dia. Hehehe Kun-wannabe. :P

    Okay, I think I'll get back to my nische, there is no politics in my tag anyway. :))

    ReplyDelete
  3. nasionalisme, pluralisme adalah sesuatu yang bisa dikembangkan dengan pendidikan, yang bukan sekedar pengajaran.
    Pluralisme adalah resiko politik yang harus diambil oleh anak bangsa ini, karena telah memilih bangunan negara yang begitu banyak pulau.
    coba dahulu kakek2 kita tidak 'serakah' untuk mempunyai wilayah negara yang konon bekas teritorial Majapahit.
    Cukup Jawa aja, Melayu aja, dll.
    Pisah2 tapi rukun & sejahtera akan lebih baik dari pada kelihatannya dalam satu 'rumah' besar , tapi sebenarnya hidup sendiri2.
    Singapura, kecil tapi banyak duitnya.
    Dia pengin ada teman/ maka dapatlah teman di ASEAN.
    Bulgaria, Norwegia, Swedia, juga kecil. Tapi, saat mereka mendambakan kebesamaan, dibuatlah Uni Eropa.



    So What Gitu loh...?????

    ReplyDelete
  4. Anonymous9:24 AM

    Ngomong jorok ajaah...hahahaha
    PDIP walk out dari pembahasan RUU anti pornografi karena kalau diteken, anggotanya banyak yang kena.... hahahaha...
    Ini serius lho, hehehehehe

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

STAN vs. UI

Ugh, kasihan banget adek gue. Saking kepinteran dia jadi dapet Akuntansi UI dan STAN. Jadi bingung mau masuk yang mana. Beberapa orang (termasuk orang tua gue), menyarankan masuk STAN. Gue malah memperburuk suasana dengan membela memasuki Akuntansi UI, maklum bela almamater. Duh, gue jadi merasa bersalah bikin dia ragu-ragu. Kira-kira enakan masuk mana, yah? Gue juga gak tahu keuntungan masing-masing. Hasil debat sementara: ~ Untuk jangka panjang masuk UI, untuk jangka pendek STAN. ~~Tapi, dia itu kan cewek, ntar pas menikah kemungkinan besar karir terhambat. Eits, ntar, dulu, sekarang kan jamannya emansipasi, bisa aja cowoknya yang jadi BRT. ~ STAN sarang korupsi, kalo masuk STAN jadi pegawai negeri. Kalo mau kaya harus korupsi. Tapi kalo masuk UI, lulus masuk jadi akuntan publik. Sekarang ini, orang membayar akuntan publik untuk memanipulasi nilai pajak dan aset. *SIGH*. Jadi gak ada yang beres ~ dll. Yah, udah gue jadi bingung, apa lagi dia nanya saran gue. Buah, gue gak pengalaman ...

Installing Goodix Fingerprint Reader Driver on Fedora

I currently have a Lenovo Thinkpad L14 laptop equipped with fingerprint. I was `belok` from KDE Neon to use Fedora 40 because of someone. Now I am tempted to enable my fingerprint: lsusb | grep -i fingerprint Bus 001 Device 004: ID 27c6:55b4 Shenzhen Goodix Technology Co.,Ltd. Fingerprint Reader Dump the firmware Assuming this is a fresh install, lets do some magic by getting some dependencies: sudo dnf install gcc git python-pip python-devel openssl Let's get the source code: git clone --recurse-submodules https://github.com/goodix-fp-linux-dev/goodix-fp-dump.git cd goodix-fp-dump Create an isolated Python environment: python -m venv .v source .v/bin/activate Do the magic: sudo su pip install -r requirements.txt python run_55b4.py exit There are some python scripts available. I run run_55b4.py because my device ID is 27c6: 55b4 . It will spell some nonsense, which is a good thing. That nonsense actually the firmware captured by our device. Also, I typed exit becaus...

Chivalry vs Feminism

Throughout these years I constantly making experiment about how our society perceive about the societal changes. The overhaul of sexist strata and the privilege reformations follow. Note that every change could be perceived as progress or detrimental to the society. The foremost subject that I run is about the opposite of manliness perceived by the oldies vs modern women. The modern era allow women go out from the kitchen into the office. They can have career and enjoy the privilege that men were exclusively had in years. And, can men also do the reverse? Can men also enjoy the privilege of what women do in the past? Can men move from office into the kitchen? And the answer on this era is: NO. While women could reverse their role, men are not allowed to do the same in this society. Society will punish you when a man tries to do that. They will put a healthy man who chose to be at home dad as an irresponsible not-a-man person. If a woman's worth could be rewritten, why not...