Skip to main content

Nila Setitik Rusak Susu Sebelanga

Gw benar-benar emosi ini! Satu-satunya hiburan rakyat di tempat gw (YouTube.com) itu gak bisa diakses melalui provider XXX. Secara, gw gak punya tv di sini dan YouTube adalah satu-satunya tempat buat hiburan.

Emangnya seperti apakah film Fitna itu? Gw sampe sekarang juga gak niat nonton. Apakah sedemikian tidak berbesar hatinya orang-orang Islam di Indonesia sehingga memblokir SEITAP situs yang memuat Fitna? Padahal, menurut saya, orang Islam itu bukan orang bodoh! Mereka juga tahu mana yang benar dan mana yang tidak. Kalau tidak, sudah lama di Indonesia terjadi perang saudara dan saya tidak akan duduk dalam kantor yang sama dengan mereka dan kami takkan disebut sebagai saudara sebangsa dan setanah air.

Siapakah yang memegang kebijakan ICT di Indonesia?

Anda tahu, kan, di Internet sekarang ini mendapatkan Warez sudah tidak seperti dulu lagi. Sulit sekali! Lagipula, hukum Anda hanya berlaku untuk domain .co.id dan beberapa .com yang hosting di sini. Cara untuk memutuskan hukum Anda adalah dengan memindahkan hosting server ke luar negeri. Bahkan US tidak dapat mencegah konten ilegal. Sebab, server-servernya berada di negara ketiga.

Btw, gw baru tahu kalo ternyata di hukum Indonesia, Disclaimer itu tidak berlaku. Itu hanya semacam pemberitahuan saja.

Mengapa dari dulu selalu pornografi yang selalu berusaha dimusnahkan? Sampai kapan pun, selama Indonesia masih Bhinneka Tunggal Ika, pornografi takkan pernah bisa hilang. Menurut Anda telanjang itu adalah pornografi, bagaimana dengan wanita-wanita papua atau pun wanita tradisional Bali?

Ini sama seperti kasus pelarangan bermain kartu di sebuah fakultas yang seharusnya intelek dan tak berpandangan pada satu pandangan saja. Sebagai akademisi kita seharusnya membangun nilai yang kuat tentang kemajemukan masyarakat Indonesia dan tidak memandang hitam dan putih. Pandangan hitam putih hanya merupakan sebuah keberpihakan atas suatu dogma. Padahal, patronisasi dari satu titik hanya melahirkan konflik budaya.

Nah, kembali ke kasus kartu. Bagaimana Anda bisa melihat kartu itu salah? Mungkin buat orang yang pro kartu bilang Brigde itu permainan yang sah dan itu diperlombakan. Tapi, bukan itu saja. Coba Anda bayangkan bahwa ada keluarga-keluarga di Indonesia dari beberapa suku besar di Indonesia yang gemar kumpul dan saling bermain kartu.

Apakah bermain kartu sesat? Tentu kalo dilihat dari sisi sosial, kartu itu menjadi salah satu alasan mereka untuk bertemu dan saat mereka bermain kartu mereka saling berbicara dan membangun keakraban.

Anda tentu mau bilang: "Kenapa harus main kartu, tidak bisakah mereka duduk dan berbicara atau menonton TV misalnya, dsb..."

Nah, sekarang siapa yang mempatronisasi siapa?

Sekarang ini anak-anak sekolah sudah tidak ada lagi anak SMA yang memakai rok Span. Tapi, apakah laju pertumbuhan seks bebas berkurang? Kita tahu rahasia umum mengenai keperawanan di Cirebon dan Yogyakarta.

Apa poin saya? Pelarangan tanpa edukasi adalah hal yang salah. Seks adalah hak dan kebutuhan dasar manusia. Tanpa informasi yang benar dan BIMBINGAN yang terarah orang akan tetap saja terjerumus. Itu sebabnya di negara Arab sana konon angka pemerkosaan lebih tinggi dibandingkan negara Barat. Sebenarnya sama, tapi kalau di negara Barat lebih banyak suka sama suka. :D

Salah satu yang menarik dari kehidupan manusia adalah pengejaran akan suatu tujuan yang tanpa disadari bahwa tujuan tersebut juga memerlukan anasir yang lain. Sebagai contoh, sekarang ini orang tua muda dijejali oleh iklan-iklan susu yang mengembangkan potensi anak. Tapi, tahukah Anda bahwa nutrisi yang baik juga mengakibatkan sang anak berkembang lebih cepat dan dewasa lebih cepat.

Tambah lagi, kurikulum ngaco yang sudah diteriak-teriakkan dosen Psikologi dan Kak Seto untuk direvisi. Tak heran sekarang anak-anak lebih cepat stes dan lebih cepat mengambil jalan singkat. Hey, itu khan akibat dari pertumbuhan hormonal dan pertumbuhan yang lebih.

Melihat suatu masalah dari satu sisi hanya akan membuat sebuah massalah menjadi semakin runyam atau kalau pun beruntung, masalah itu selesai dengan memunculkan berbagai masalah baru.

Anyway, untung di sini pake 2 provider. Gw pindah ke provider yang satu lagi, ah... Btw, tahu gak, ni provider punya satelit mata2 Indonesia tapi saham perusahaannya milik negara tetangga.

Btw lagi, gw baru tahu kalau sekarang sudah 80 TAHUN semenjak Kebangkitan Nasional tahun 1908.

Btw lagi, tahun ini memasuki 25 tahun UNIX masuk Universitas Indonesia.

Btw lagi, gw cinta negara ini, kalo gak gw ud pindah kerja ke mana2. :D

Comments

  1. Anonymous12:02 AM

    veoh.com, dailymotion.com.
    kalo mau....
    keepvid.com, tapi kudu tau link youtubenya dulu.
    yes, it's inconvenient, tapi lumayan lah.

    ReplyDelete
  2. Anonymous1:05 AM

    kasihan kau nak, nggak bisa akses yutup :P

    ReplyDelete
  3. @mahli:
    thx banget. :D

    @joolean:
    grrr.... *sigh*
    :((
    Kirimin gw monty python!! >:)

    ReplyDelete
  4. Anonymous6:48 AM

    Maaf yah...
    kemarin kami gagal...
    Orang-orang depkominfo konservatif banget (ayo.. pukul Feha!).

    ReplyDelete
  5. Anonymous10:48 AM

    katz.cd

    ga tau diblokir apa ga di indo :D

    ReplyDelete
  6. Anonymous4:38 PM

    "Apakah sedemikian tidak berbesar hatinya orang-orang Islam di Indonesia sehingga memblokir SEITAP situs yang memuat Fitna?"

    not really. banyak juga orang Islam yang sebel soal blocking ini. :D

    anyway, bukan cuma masalah Fitna, sih. sekarang YouTube, besok mungkin bakal ada tempat lain yang diblokir karena isinya 'potensial menimbulkan kebencian' atau 'merusak nama baik'.

    mau ke mana arahnya ini? represi akses informasi di Indonesia?


    ~bukannya ini bisa dibilang
    ~pelanggaran pasal #28F?
    ~haha (-__-)m

    ReplyDelete
  7. @yud1:
    Nah, itu, makanya gw bilang. Pemerintah Indonesia terlalu mengeneralisir keadaan sehingga menimbulkan kesan seperti demikian.

    ReplyDelete
  8. betull... setuju sama yang diatas..hahha

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

STAN vs. UI

Ugh, kasihan banget adek gue. Saking kepinteran dia jadi dapet Akuntansi UI dan STAN. Jadi bingung mau masuk yang mana. Beberapa orang (termasuk orang tua gue), menyarankan masuk STAN. Gue malah memperburuk suasana dengan membela memasuki Akuntansi UI, maklum bela almamater. Duh, gue jadi merasa bersalah bikin dia ragu-ragu. Kira-kira enakan masuk mana, yah? Gue juga gak tahu keuntungan masing-masing. Hasil debat sementara: ~ Untuk jangka panjang masuk UI, untuk jangka pendek STAN. ~~Tapi, dia itu kan cewek, ntar pas menikah kemungkinan besar karir terhambat. Eits, ntar, dulu, sekarang kan jamannya emansipasi, bisa aja cowoknya yang jadi BRT. ~ STAN sarang korupsi, kalo masuk STAN jadi pegawai negeri. Kalo mau kaya harus korupsi. Tapi kalo masuk UI, lulus masuk jadi akuntan publik. Sekarang ini, orang membayar akuntan publik untuk memanipulasi nilai pajak dan aset. *SIGH*. Jadi gak ada yang beres ~ dll. Yah, udah gue jadi bingung, apa lagi dia nanya saran gue. Buah, gue gak pengalaman ...

Installing Goodix Fingerprint Reader Driver on Fedora

I currently have a Lenovo Thinkpad L14 laptop equipped with fingerprint. I was `belok` from KDE Neon to use Fedora 40 because of someone. Now I am tempted to enable my fingerprint: lsusb | grep -i fingerprint Bus 001 Device 004: ID 27c6:55b4 Shenzhen Goodix Technology Co.,Ltd. Fingerprint Reader Dump the firmware Assuming this is a fresh install, lets do some magic by getting some dependencies: sudo dnf install gcc git python-pip python-devel openssl Let's get the source code: git clone --recurse-submodules https://github.com/goodix-fp-linux-dev/goodix-fp-dump.git cd goodix-fp-dump Create an isolated Python environment: python -m venv .v source .v/bin/activate Do the magic: sudo su pip install -r requirements.txt python run_55b4.py exit There are some python scripts available. I run run_55b4.py because my device ID is 27c6: 55b4 . It will spell some nonsense, which is a good thing. That nonsense actually the firmware captured by our device. Also, I typed exit becaus...

Chivalry vs Feminism

Throughout these years I constantly making experiment about how our society perceive about the societal changes. The overhaul of sexist strata and the privilege reformations follow. Note that every change could be perceived as progress or detrimental to the society. The foremost subject that I run is about the opposite of manliness perceived by the oldies vs modern women. The modern era allow women go out from the kitchen into the office. They can have career and enjoy the privilege that men were exclusively had in years. And, can men also do the reverse? Can men also enjoy the privilege of what women do in the past? Can men move from office into the kitchen? And the answer on this era is: NO. While women could reverse their role, men are not allowed to do the same in this society. Society will punish you when a man tries to do that. They will put a healthy man who chose to be at home dad as an irresponsible not-a-man person. If a woman's worth could be rewritten, why not...