Skip to main content

Apakah Upah Kami?

Ini pertanyaan yang sering kali ditanyakan kepada diri saya dan orang lain.

Siapakah kami yang saya maksud? Kami, kaum peneliti.

Kami tidak akan seglamor kalian yang bekerja di Bank atau pun di perusahaan multinasional. Di saat kalian memiliki rumah di Pondok Indah, mungkin kami hanya punya rumah kontrakan atau rumah sederhana di pinggir kota.

Di saat kalian berjuang memperoleh impian hidup, kami berkutat di lab kami masing-masing memikirkan apa yang dapat kami ciptakan.

Pencapaian kalian mudah sekali terlihat: rumah yang mentereng, gaji yang besar, dan anak yang dapat disekolahkan ke luar negeri. Apakah hasil kami? Orang-orang di sekitar, bangsa ini, yang mendapatkannya. Kami hanya berpuas dengan melihat ada banyak orang bisa hidup darinya tanpa tahu dari siapa itu berasal.

Banyak kaum kami yang lari ke luar negeri, namun sebagian tetap memilih untuk mengabdi bagi Ibunda yang telah membesarkan kami.

Pernah ada seorang dari kami yang datang dari Jepang setelah menolak berbagai dana riset dari perusahaan-perusahaan Jepang untuk budidaya pakan ikan. Bagaimanakah ia disambut? Hanya niat tulus bermodalkan botol-botol Aqua bekas sebagai tempat bereksperimen.

Seorang profesor di Jerman yang hanya memiliki sepeda ontel diperlakukan sebagai raja. Walaupun hidup bersahaja, ia dengan bangga dapat mendedikasikan hidupnya terhadap kemajuan. Ah pantas saja mantan Pejabat Pengganti Presiden (bukan presiden karena TIDAK diangkat oleh MPR) tinggal di sana sekarang.

Rasa kebangsaan yang tinggi di Jepang membuat kaum kami di sana betah untuk dedikasikan hidupnya untuk kemajuan. Tentu saja mereka bangga, pemerintah mana yang secara eksplisit menyatakan dukungan IPv6 sebagai pengadopsi awal (_early_ _adopter_)?

Pemerintah China yang keras sekalipun memberikan perlindungan kepada kaum kami di sana. Mereka dimanjakan dengan dana-dana riset. Mereka diberi makan dengan teknologi-teknologi baru buatan tetangga yang dengan mudah dipreteli satu persatu. Ah, menyenangkan sekali mengeksplorasi bersama-sama di ruang-ruang kuliah.

Sekalipun India terkenal dengan kastanya, mereka tetap memiliki semangat untuk maju. Mereka punya Silicon Valley bukan hanya Bollywood. Mereka tetap memberikan perhatian khusus untuk industri teknologi.

Ah, untuk apa memikirkan rumput tetangga?

Ini pertanyaan untuk bangsa ini, sebelum kami juga seperti kaum kami di sana, membuang diri dalam riset. Pertanyaan penting untuk melihat seberapa berharganya kami. Seberapa menariknya kami bagi kamu, wahai saudara-saudaraku.

Apa pandangan kalian bagi kami, para peneliti?

Kami butuh sebuah alasan untuk membuang diri kami bagi kemajuan, untuk membuang impian demi sebuah cita-cita, dan untuk hidup sebagai seorang manusia.

Comments

  1. Anonymous3:51 PM

    JP JP ... nanti gw akan kesana juga ... suatu saat ...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

STAN vs. UI

Ugh, kasihan banget adek gue. Saking kepinteran dia jadi dapet Akuntansi UI dan STAN. Jadi bingung mau masuk yang mana. Beberapa orang (termasuk orang tua gue), menyarankan masuk STAN. Gue malah memperburuk suasana dengan membela memasuki Akuntansi UI, maklum bela almamater. Duh, gue jadi merasa bersalah bikin dia ragu-ragu. Kira-kira enakan masuk mana, yah? Gue juga gak tahu keuntungan masing-masing. Hasil debat sementara: ~ Untuk jangka panjang masuk UI, untuk jangka pendek STAN. ~~Tapi, dia itu kan cewek, ntar pas menikah kemungkinan besar karir terhambat. Eits, ntar, dulu, sekarang kan jamannya emansipasi, bisa aja cowoknya yang jadi BRT. ~ STAN sarang korupsi, kalo masuk STAN jadi pegawai negeri. Kalo mau kaya harus korupsi. Tapi kalo masuk UI, lulus masuk jadi akuntan publik. Sekarang ini, orang membayar akuntan publik untuk memanipulasi nilai pajak dan aset. *SIGH*. Jadi gak ada yang beres ~ dll. Yah, udah gue jadi bingung, apa lagi dia nanya saran gue. Buah, gue gak pengalaman ...

I Hate Marvel Civil War Storyline In Comic

See this snippets from The Amazing Spiderman: [1] http://scans-daily.dreamwidth.org/4625006.html The snippets on [1] made it clear: Stan Lee made Spidey have a strong believe in Privacy. The comic strips show how Spidey even have to face charges because of his anonymity. The accuser even made many accusation to other entities for political attacks. A fan-art/art I've found in the 90's illustrated Spiderman standing in front of Peter Parker tomb. I don't know if that was originally from comic book or fan-made, 90's are a long time ago. That art mesmerized me and introduced me to the importance of privacy. In late nineties, I was joined to a program hold by an NGO. So, at that time I know how crucial a privacy was (and still is) to humanity. I'm not exaggerating! Humanity would fall to big financial organizations if people could not voice their fears in anonymity. Whistleblowers around the world would not dare to come up. We would not see any suppression ge...