Skip to main content

Needs II: What you are searching

Kebanyakan orang kota telah kehilangan. Mereka kehilangan keluarganya, kehilangan teman-teman, dan kehilangan dirinya. Gaya hidup yang serba instan dan cepat dalam kehidupan kota telah membuat orang-orang kesepian di keramaian. Yup! Kesepian dalam keramaian.

Coba lihat, di antara orang yang lalu lalang, tidak satupun yang mengenal satu sama lain. Interaksi sosial tidak terjadi di dalamnya. Makanya orang kota lebih gampang stres.

Hal ini diperburuk dengan semakin mudahnya memperoleh sesuatu. Yup! Semakin mudah memperoleh sesuatu seseorang semakin tidak bisa menghargai sesuatu. Mereka yang biasa memperoleh dengan mudah jadi kehilangan. Wajar saja, perjuangan untuk mencapai sesuatu adalah yang manusia butuhkan dan mereka kehilangan hak mereka untuk berjuang.

Itu makanya, orang yang telah dipuncak kesuksesan gampang jatuh. Mereka tidak mengerti lagi apa yang hendak dilakukan karena mereka telah selesai berjuang.

Hal ini sesuai dengan hukum eksistensi yang ada: Aku ada karena berpikir. Aku adalah apa yang kulakukan, apa yang kukatakan, apa yang ada padaku.

Jika telah selesai pencapaian itu, maka manusia kemudian bertanya: Lalu apa (Then what)? Karena mereka masih hidup.

Hal ini yang dipergunakan oleh para pemimpin teroris itu. Mereka merekrut orang-orang yang hidup dibawah garis kemiskinan. Mereka menunjukkan kesenjangan yang terjadi antara orang-orang itu dengan orang-orang kaya. Kemudian, mereka menunjukkan musuh bersama. Untuk lebih afdol, mereka menunjukkan mayat-mayat mutilasi dengan dalih korban perang dari musuh bersama itu.

Kemudian, untuk pelengkap terakhir, orang-orang miskin itu diberikan janji muluk: sorga bagi yang rela mati. Lagipula, buat apa hidup terus di bawah penderitaan, lebih baik mati secara terhormat.

Well, jadi, deh, orang-orang yang dipasangin bom, terus disuruh bunuh diri.

Moral dari cerita di atas, orang berusaha mencari tujuan hidup, arti hidup, dan guna hidup.

Orang lebih menyukai kematian dalam pencapaian daripada hidup dalam pencapaian, karena mereka tidak menemukan esensi dari pencapaian hidup mereka. Cobalah untuk mulai peduli kepada orang lain. Cobalah menolong orang lain, tanpa mengharapkan jasa ataupun imbalan.

Pada awalnya hal di atas terasa merugikan, namun bila ditekuni, seseorang bisa menemukan kebahagian sejati dan dan kesenangan yang sempurna dari tawa dan senyum mereka yang telah dibantunya.

Eng.. ngerti gak?

Intinya, manusia menemukan hidup dari perjuangan untuk mencapai sesuatu dan kebahagiaan dari memberi sesuatu. Kalo begitu, kenapa enggak kita hidup dengan tujuan membahagiakan orang lain?

Di sanalah engkau akan menemukan kebahagiaan hidup. Trust me, Mother Theressa knows it well. Alexander Graham Bell too. Don't forget Marrie Currie. Oh, how 'bout Gandhi?

Comments

  1. Anonymous7:00 PM

    gw termasuk yg setuju dan mengakui bahwa segala sesuatu yg diraih melalui usaha dan perjuangan akan membawa hasil akhir yg sesuai pula

    ReplyDelete
  2. Anonymous2:36 PM

    dalem ...
    [mood status=picky]
    salah tuh nulis "marie curie".
    [/mood]

    ReplyDelete
  3. Ok, gue lagi ingat kari ayam kali, yah. Thanks, Ham.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

STAN vs. UI

Ugh, kasihan banget adek gue. Saking kepinteran dia jadi dapet Akuntansi UI dan STAN. Jadi bingung mau masuk yang mana. Beberapa orang (termasuk orang tua gue), menyarankan masuk STAN. Gue malah memperburuk suasana dengan membela memasuki Akuntansi UI, maklum bela almamater. Duh, gue jadi merasa bersalah bikin dia ragu-ragu. Kira-kira enakan masuk mana, yah? Gue juga gak tahu keuntungan masing-masing. Hasil debat sementara: ~ Untuk jangka panjang masuk UI, untuk jangka pendek STAN. ~~Tapi, dia itu kan cewek, ntar pas menikah kemungkinan besar karir terhambat. Eits, ntar, dulu, sekarang kan jamannya emansipasi, bisa aja cowoknya yang jadi BRT. ~ STAN sarang korupsi, kalo masuk STAN jadi pegawai negeri. Kalo mau kaya harus korupsi. Tapi kalo masuk UI, lulus masuk jadi akuntan publik. Sekarang ini, orang membayar akuntan publik untuk memanipulasi nilai pajak dan aset. *SIGH*. Jadi gak ada yang beres ~ dll. Yah, udah gue jadi bingung, apa lagi dia nanya saran gue. Buah, gue gak pengalaman ...

Installing Goodix Fingerprint Reader Driver on Fedora

I currently have a Lenovo Thinkpad L14 laptop equipped with fingerprint. I was `belok` from KDE Neon to use Fedora 40 because of someone. Now I am tempted to enable my fingerprint: lsusb | grep -i fingerprint Bus 001 Device 004: ID 27c6:55b4 Shenzhen Goodix Technology Co.,Ltd. Fingerprint Reader Dump the firmware Assuming this is a fresh install, lets do some magic by getting some dependencies: sudo dnf install gcc git python-pip python-devel openssl Let's get the source code: git clone --recurse-submodules https://github.com/goodix-fp-linux-dev/goodix-fp-dump.git cd goodix-fp-dump Create an isolated Python environment: python -m venv .v source .v/bin/activate Do the magic: sudo su pip install -r requirements.txt python run_55b4.py exit There are some python scripts available. I run run_55b4.py because my device ID is 27c6: 55b4 . It will spell some nonsense, which is a good thing. That nonsense actually the firmware captured by our device. Also, I typed exit becaus...

Chivalry vs Feminism

Throughout these years I constantly making experiment about how our society perceive about the societal changes. The overhaul of sexist strata and the privilege reformations follow. Note that every change could be perceived as progress or detrimental to the society. The foremost subject that I run is about the opposite of manliness perceived by the oldies vs modern women. The modern era allow women go out from the kitchen into the office. They can have career and enjoy the privilege that men were exclusively had in years. And, can men also do the reverse? Can men also enjoy the privilege of what women do in the past? Can men move from office into the kitchen? And the answer on this era is: NO. While women could reverse their role, men are not allowed to do the same in this society. Society will punish you when a man tries to do that. They will put a healthy man who chose to be at home dad as an irresponsible not-a-man person. If a woman's worth could be rewritten, why not...