Apa Coba.

Semua orang hanya ada di dalam pikiran. Semua adalah kepalsuan yang diberikan oleh perasa dan pandangan. Tidak ada yang nyata dalam dunia ini, mungkin juga hanyalah pikiran selintas yang hanya terbuang oleh waktu.

Waktu, adalah ungkapan bingkai per bingkai sebagai instrumen fungsi yang setiap satuannya berisi nilai yang berbeda dari perubahan yang dalam.

Sarkasme adalah makian orang-orang yang sedang berusaha mencari kebenaran yang sejati. Terbawa aliran sungai dan mulai terpukul riak-riak yang semakin banyak dan batu-batu yang membuat rakit kehidupan nyaris tak berdaya di bawanya dalam arah yang seakan acak.

Kebingungan adalah suatu kelas Exception yang dilempar oleh fungsi-fungsi yang didefinisikan oleh pikiran manusia. Terkadang tertangkap dan terkadang membuat proses yang sedang berjalan terganggu. Sedangkan kesalahan pada program dapat saja terjadi akibat dari faktor-faktor luar. Aplikasi yang berhenti akibat kekurangan memori atau pun loncatan-loncatan listrik yang tak terduga yang membuat nilai bit pada suatu register berubah walaupun sudah lulus uji kelaikan.

Perasaan adalah motor penggerak manusia dan merupakan bentuk pemikiran yang sengaja didesain manusia sebagai fungsi acak untuk menghasilkan nilai yang maksimal dan algoritma yang efisien. Perasaan adalah suatu suatu fungsi panggil-kembali yang berisi nilai eliptik. Terkadang menghasilkan tipe data void yang ternyata merupakan data dari suatu obyek yang telah kehilangan isinya akibat pengembalian referensi yang telah dijadikan data umum.

Pembangkangan adalah bentuk dari manusia yang ingin mengetahui hasil yang terjadi. Malah, pembangkangan adalah suatu fungsi yang terpanggil akibat dari penangkapan kesalahan yang terjadi ketika suatu ego berusaha dimodifikasi di luar cakupannya.

Sahara adalah suatu tempat yang paling indah dibandingkan kamar berpenyejuk yang berisi kenangan kamu yang telah menghancurkan cintaku.

Kesepian adalah suatu tanda hancurnya otak ini akibat tidak lagi dirasakan adanya manusia-manusia. Dunia ini berpenduduk satu orang dimana sisanya telah musnah oleh penyakit yang bernama kebencian.

Mati, apakah itu bentuknya? Memangnya sekarang ini aku hidup? Apakah untuk hidup itu kita harus sakit? Apakah hidup itu sakit? Sakitkah hidup? Sakit?

Apakah arti dari semua ini? Ketika semua dipertanyakan artinya, artinya sudah tak lagi menjadi kenikmatan. Semua adalah dusta dan semua adalah bentuk dari kemunafikan. Tetapi, mengapa terkadang terasa nyata? Mengapa semua orang berdusta dan merasa bahwa kenangan adalah nyata?

Apakah kenyataan? Benarkah sekarang adalah nyata? Mengapa masa lalu adalah kenangan yang terasa? Mengapa saat ini tak kurasakan? Luka ini, benarkah sudah sembuh? Tak terlihat darah yang mengalir, tak kulihat ada yang membusuk.

Benarkah selasar hati adalah pintu bagi jiwa untuk terbuka? Ataukah saujana yang singgah hanyalah meninggalkan debu-debu yang berisi kuman-kuman berisi infeksi. Ataukah aku sendiri yang menginginkannya, mengundang dan membawanya masuk dengan senang hati.

Apakah kejujuran? Sedangkan sesuatu yang tak dapat diilustrasikan berusaha digambarkan dengan kaidah dan temanya? Apakah anasir-anasir dari pikiran adalah merupakan sesuatu yang dapat dibohongi? Apakah memang apa yang kupikirkan saat ini adalah suatu setan yang merasuki dan merancangkan kelaknatan dan menghempaskan jiwa.

Pencobaan adalah senjata terakhir untuk membela hati yang rapuh. Hati yang asa dan raganya telah menjadi kepingan-kepingan. Entahkah ini merupakan suatu hal yang ringkih ataukah terlalu canggihkah mulut ini menetak dengan ujung mata dua. Menusuk pula ke dalam secara tangkil dan mangkus. Meninggalkan relung yang dalam dan seakan tak berlandas.

Semua hanya kepastian dan hanya kepingan. Mau ke mana semua itu pergi, terbang, dan menghilang tak satu juga pun mampu meretas. Tak satu pun mampu menyunting arah bertiupnya udara itu. Hanya bisa merasakan dan berharap ada yang sanggup menjelaskan.

Pengharapan adalah suatu sikap bertahan untuk setiap orang yang telah memikirkan semua cara. Mereka yang menggantungkan cita-citanya, yakni berharap akan adanya insan yang mampu membuka tabir yang menutup dan menjadi nur dalam kelam yang menyeruak masuk memakan semua yang telah ada.

Ada? Benarkah semuanya ada?

Siaga adalah siap antar jaga dan sebelum latihan menulis bahasa Indonesia dengan baik dan benar ini menjadi tidak lucu, saya pun berhenti. Semoga setiap kata dan prosa yang ada tereja dengan baik. Tes... tes... tes... Maksudku uji... uji... uji....

Comments

  1. Hai, itu penulisan judul salah. Judul bukanlah sebuah kalimat, judul adalah sebuah frasa. Lagipula, judul "Apa Coba" merupakan kalimat minor tanya. Seharusnya berbunyi: "Apa, coba?"

    ReplyDelete
  2. Anonymous9:33 PM

    mantap!!, jpisme ayat satu jilid satu!! :D :D

    ReplyDelete
  3. Anonymous11:28 PM

    Kok rasanya ada berbagai macam topik menumpuk dan rasanya artikel ini hanya diciptakan untuk menguji keterampilan berbahasa yah?

    Apakah hanya perasaanku seorang?

    ReplyDelete
  4. @inu:
    Hehehe.. ini ud jilid kesekian.

    @kunderemp:
    Semua yang ditulis itu ada satu topik besarnya, yakni patah hati. Mengapa tema ini gw ambil, karena tren tema masa kini itu ada dua: 1) keindahan cinta lewat seks; dan 2) patah hati.

    Emang,sih, tujuan gw nulis cuma mo mengasah kosakata B. Indonesia gw yang makin rusty.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts