Duh, perut gw ud membesar. Memang, ini adalah era kemakmuran. Senangnya, setelah dari SMA berat gw cuman 49 s.d. 50 sampe hampir lulus. Kalo kata temen gw, ngebonceng gw kayak gak bonceng orang. -_-'
Well, gw senang juga sempet masuk rumah sakit, walau selama seminggu ditunclep selang di rongga dada, infus yang ud berpindah 2/3 kali, dan jackpot dapet oksigen. Gw senang sekali di sana gw akhirnya bisa istirahat setelah selama lebih dari 3 tahun gw gak pernah istirahat dengan tenang.
Memang, Fasilkom itu adalah fakultas idola. Satu-satunya fakultas di UI yang hari minggu dan liburan pun masih ada mahasiswanya. Just like the WoW guy in south park said, how do you kill a man without a life? Well, I guess we are immortals. Hehehe... you're referring to us, didn't you, Archilles?
Anyways...
Setelah dari pengalaman adik sepupu gw disuntik buat nyedot air dari paru-paru-nya, gw menyadari satu hal. Salah satu faktor gw kurang berperasaan adalah karena indera perasa gw kurang bekerja. Maksud gw, hal yang menyebabkan wanita lebih berperasaan, khan, adalah selain hormonal juga siklus normal pembuangan sel telur yang menyakitkan sehingga membuat mereka lebih berperasaan.
Nah, selama dipasang ditusuk di dada, gw cuma merasa agak gak nyaman ketika selang itu kena ke paru2 gw dan gw membaca sesuatu yang dilarang untuk orang yang lagi diinfus: Kambing Jantan. Itu adalah bacaan haram kalo lo lagi dipasang kateter ato sejenis. Yup, that's right.
Back to topik... -_-'
Hmm.. menurut dokternya, gw seharusnya merasa sakit ketika selang dari dada gw dicabut. Soalnya cara cabutnya begini:
Theorema JP #1:
"Pain is a way to know your feeling, or to put it in a simple way, the pain is what made a human is human."
Theorema JP #2:
"To have a painful feeling is to alive."
Theorema JP #3:
"Ngapain lo percaya teorema gw? Kejarlah kebahagiaan itu. You define the happyness."
Dah, ah, seharusnya postingan ini postingan gak jelas pembukaan.
Well, gw senang juga sempet masuk rumah sakit, walau selama seminggu ditunclep selang di rongga dada, infus yang ud berpindah 2/3 kali, dan jackpot dapet oksigen. Gw senang sekali di sana gw akhirnya bisa istirahat setelah selama lebih dari 3 tahun gw gak pernah istirahat dengan tenang.
Memang, Fasilkom itu adalah fakultas idola. Satu-satunya fakultas di UI yang hari minggu dan liburan pun masih ada mahasiswanya. Just like the WoW guy in south park said, how do you kill a man without a life? Well, I guess we are immortals. Hehehe... you're referring to us, didn't you, Archilles?
Anyways...
Setelah dari pengalaman adik sepupu gw disuntik buat nyedot air dari paru-paru-nya, gw menyadari satu hal. Salah satu faktor gw kurang berperasaan adalah karena indera perasa gw kurang bekerja. Maksud gw, hal yang menyebabkan wanita lebih berperasaan, khan, adalah selain hormonal juga siklus normal pembuangan sel telur yang menyakitkan sehingga membuat mereka lebih berperasaan.
Nah, selama dipasang ditusuk di dada, gw cuma merasa agak gak nyaman ketika selang itu kena ke paru2 gw dan gw membaca sesuatu yang dilarang untuk orang yang lagi diinfus: Kambing Jantan. Itu adalah bacaan haram kalo lo lagi dipasang kateter ato sejenis. Yup, that's right.
Back to topik... -_-'
Hmm.. menurut dokternya, gw seharusnya merasa sakit ketika selang dari dada gw dicabut. Soalnya cara cabutnya begini:
- Seluruh perban dan plester yang menutupinya dilepas.
- Disuruh buang napas sebanyak-banyaknya.
- Lo pernah liat tukang tambal ban nyalain pompanya? Well, kayak gitu lah cara narik itu selang dari dada. No bius, no tricks, and whatsoever... Just plain like that.
- Baru abis itu dijahit.
Theorema JP #1:
"Pain is a way to know your feeling, or to put it in a simple way, the pain is what made a human is human."
Theorema JP #2:
"To have a painful feeling is to alive."
Theorema JP #3:
"Ngapain lo percaya teorema gw? Kejarlah kebahagiaan itu. You define the happyness."
Dah, ah, seharusnya postingan ini postingan gak jelas pembukaan.
Comments
Post a Comment